Jadi begini, ada berita yang mengabarkan bahwa PT KCJ/KAI menderita kerugian Rp 3 Miliar diakibatkan hilangnya 700.000 keping kartu tiket Single Trip karena dibawa pulang oleh penumpang, nah gara-gara ini, pihak KAI/KCJ akhirnya ngeluarin kebijakan THB ini.
Intinya adalah THB ini merupakan pengganti sistem Single Trip yang merugi ini, jadinya nanti akan ada biaya jaminan sebesar 5000 Rupiah untuk jaminan fisik tiket yang dibeli. Contohnya nih: Saya berangkat ke UI dari manggarai naik KRL, harga tiketnya 3000, tambah jaminan 5000, jadi saya harus bayar 8000 rupiah.
“Wah kok dimahalin?? Ini pasti akal-akalan PT KAI supaya dapat duit banyak nih! Mending ke tiket kertas, blah blah was wes wos…”
Nah, positive thinking dulu lah, jangan gara-gara udah terlalu gedek sama KRL terus bawaannya su’uzon melulu, ntar cepet tua lho :p. Back to topic, jadinya biaya jaminan sebesar 5000 rupiah ini bisa diambil lagi kok setelah sampai stasiun tujuan, jadi secara teknis saya cuma bayar 3000 karena 5000nya balik lagi ke tangan saya. Jadi gak ada harga yang dinaikin :D
Nah kalau misalnya masih bingung, saya kasih step-by-step cara pakai THB ini!
Langkah-Langkah:
- Beli tiket di loket seperti biasa, kalau baru pertama kali beli, Anda dikenakan biaya jaminan sebesar 5000, yang nanti bisa diambil lagi pas pulang
- Tap in, naik kereta dan TAP OUT seperti biasa di GERBANG (JANGAN lewat Jalan Tikus! Kalo gak mau berurusan sama PKD)
- Nah nanti pas keluar, kartu tiketnya masih Anda pegang kan? selanjutnya bagaimana? Ada dua pilihan!
- Pilihan A: Balikin kartunya ke loket buat ngambil jaminan 5000 rupiah. “Wah kalo gitu ngantri lagi dong? Repot Ah!” Balikinnya gak harus saat itu juga kok, karena dikasih masa tenggang seminggu. Jadi kalau Anda selesai naik kereta hari Senin tanggal 1, maka Anda bisa nukerin pas hari besok2nya sampai Senin tanggal 8. Lewat dari itu, hangus dah 5000nya dan gak bisa diambil lagi…. Kalau udah balikin kartu terus mau naik kereta lagi, kembali ke LANGKAH NO. 1
- Pilihan B: Simpan kartunya untuk dipakai naik kereta lagi besok harinya. Perlu bayar jaminan lagi? Nggak perlu! Kan tiketnya masih Anda pegang, jadi pas ke loketnya terus misalnya mau ke UI dari Manggarai, cukup bayar 3000 saja, nanti tiket yang Anda pegang diisi lagi. setelah itu lakukan LANGKAH NO. 2. Oh ya, tiket bisa digunakan kembali selama Masa Tenggang seminggu, kalau lewat Masa Tenggang, tiket gak bisa dipake lagi dan, 5000nya hangus. Oh ya kalau misalnya dipake lagi, masa tenggangnya ke-reset, jadi kalau Anda beli tiket hari Senin tanggal 1, maka masa tenggangnya sampai Senin tanggal 8. Kalau ternyata tiketnya dipake lagi hari Rabu tanggal 3, maka masa tenggangnya berubah jadi sampai hari Rabu tanggal 10. Mengerti kan?
“Kebijakan barunya repot nih! Harusnya kasih cara yang lebih simpel!” Nah caranya supaya simpel ya beli kartu Multitrip, jadi tinggal Tap in masuk stasiun aja, gak perlu antri dan kena langkah-langkah diatas. Memang sih harga kartunya agak mahal yaitu 20rb, tp setidaknya lebih mudah karena tinggal isi saldo aja, kayak pulsa HP!
“Lu ngapain nulis kayak beginian? Lu marketingnya KCJ ye? Apa elu antek-anteknya Jonan?”
Ya buat mempermudah aja, soalnya banyak yg bilang sistem ribet dsb, padahal kalo positive thinking, sebenernya tiket THB ini mudah loh, gak jauh beda sama sistem tiket yang kemarin.
Nah daripada saya dikira orang marketing KCJ ataupun anteknya Jonan, ini pendapat saya pribadi mengenai sistem baru tiket KRL ini.
Kalo mau lihat sistem, sebenernya sistem ini bagus, soalnya dipake di Singapore MRT dan Korail Korea dan gak terlalu banyak masalah yg muncul. Nah bagaimana kalo diterapin di KRL Jabodetabek/Commuter Line? Menurut saya bisa saja, namun ada beberapa poin yang harus diperhatikan
- Sosialisasi. Nah, ini yang paling penting! Sangat
disayangkan KCJ/KAI mengeluarkan kebijakan ini secara reaktif dan
mendadak, yaitu saat orang-orang sedang libur lebaran. Kebijakannya
sendiri katanya berlaku tanggal 20 besok, itu berarti sosialiasinya cuma
SEMINGGU. Padahal kebijakan ini bagus lho buat meredam para “kolektor”
bandel yang suka ngumpulin kartu. Kalo cuman seminggu, malah nanti bakal
ada salah kaprah, kebingungan,
dugaan konspirasi wahyudi.Saran saya untuk sementara dibatalkan dulu untuk sementara, beri waktu sebulan/dua bulan buat sosialisasi. Kemaren aja tarif progresif bisa ditunda sebulan karena alasan “gak siap”, masa yang ini gak bisa? - Tutup Jalan Tikus. Salah satu faktor besar yang bikin tiket banyak hilang adalah banyaknya jalan tikus (Apalagi di Manggarai, orang bisa masuk ke stasiun lewat gudang kargo atau rumah warga, loncat dari rel pun gak ditegur), sebagus apapun sistem tiketingnya, kalo jalan tikus masih terbuka lebar yaa, terbuka lebar juga kesempatan orang yang pengen masuk kereta gratisan/bawa kabur kartu
- Gunakan material tiket yang lebih murah. Pake kardus/kertas yang gak gampang sobek, basah ataupun lecek supaya tiketnya gak rusak, dan biaya produksi yang lebih murah. Untuk tiket plastik yang sekarang dipake, biaya produksinya 5000/kartu (makanya jaminannya 5000). Untuk beberapa orang, 5000 itu terlalu besar. Nah supaya tiketnya tetep terjangkau, bisa gunakan materi-materi seperti di atas, jadi bisa ditekan jadi tinggal 750 atau 500 rupiah saja. tentu saja yang gak gampang rusak supaya bisa dipake terus dan bisa dibaca mesin
- Potensi antrian panjang. Meskipun sudah pakai sistem e-ticketing, penjualannya masih manual dengan cara antri di loket. Itu berarti ada potensi terjadi antrian pas mau ngambil jaminan kalau petugasnya tidak sigap. potensi ini bisa saja dihindari kalau petugasnya lebih sigap, tumpukan 5000 sudah disiapkan di meja, dan loket tambahan buat ngambil jaminan
sumber: https://emirst.wordpress.com/2013/08/08/info-tiket-harian-berjaminan-thb-krl-commuter-line/



